Migran atau sakit kepala sebelah yang bersifat melemahkan dan menyakitkan hingga membuat penderitanya sangat sensitif bahkan terganggu dengan cahaya, suara dan sentuhan hingga berjam-jam atau berhari-hari. Solusinya bisa saja diperoleh dari perubahan gaya hidup, memperbanyak olahraga serta mengonsumsi suplemen nutrisi.
Namun dalam beberapa kasus, pereda alami sendiri dapat melengkapi konsumsi obat-obatan konvensional, membantu mengurangi ketergantungan pada obat-obatan tertentu atau bahkan menggantikan fungsi dan peranan obat-obatan tersebut.
Penasaran? Simak 13 pereda nyeri migrain alami yang bisa Anda dapatkan dengan mudah di sekitar Anda seperti dilansir dari iVillage,di bawah ini.
1. Akupuntur
Akupuntur merupakan pengobatan tradisional dari Cina yang menggunakan jarum kecil dan tipis untuk mengembalikan aliran energi dalam tubuh. Sebuah tinjauan pada 2009 terhadap 22 studi mengemukakan bahwa akupunktur setidaknya sama efektif dan mungkin lebih efektif daripada obat-obatan konvensional untuk pencegahan migrain.
Namun frekuensi pengobatan yang dibutuhkan bervariasi untuk setiap pasien wanita. James Rohr, seorang dokter pengobatan oriental dan ahli akupunktur berlisensi di Miami mengatakan bahwa pasien yang berkomitmen dan serius melakukan serangkaian pengobatan akan mendapatkan hasil terbaik.
2. Yoga
Postur tubuh yang buruk dapat memicu migrain sehingga berlatih yoga dapat membantu penderita migrain. Menurut sebuah penelitian kecil di jurnal Headache, penderita migrain yang berlatih yoga intensitas sakit kepalanya lebih kecil dan penggunaan obatnya lebih sedikit daripada penderita yang tidak berlatih yoga.
"Beberapa postur yoga dapat membantu mencegah migrain dan membuat Anda merasa baik-baik saja meski terserang migrain," kata ahli saraf Carolyn Bernstein, MD, penulis The Migraine Brain dan pendiri Women's Headache Center di Cambridge Health Alliance, Cambridge, Mass.
3. Chiropractic
Chiropractic merupakan terapi pijat alternatif dari AS dan sudah masuk ke Indonesia sejak tahun 1999. Jika pijat refleksi menyasar pada wilayah telapak tangan dan kaki maka chiropractic terfokus untuk memperbaiki posisi tulang belakang yang disinyalir menyebabkan pelbagai penyakit seperti nyeri punggung dan nyeri leher hingga migrain, gangguan penglihatan dan pendengaran, paru-paru, dan lambung.
Tulang belakang penderita migrain yang 'dimanipulasi' itu akan memulihkan aliran energi ke seluruh tubuh. National Center for Complementary and Alternative Medicine sendiri telah melaporkan bahwa chiropractic bisa sama efektifnya dengan beberapa jenis obat untuk mengatasi nyeri migrain.
4. Biofeedback
Biofeedback merupakan terapi alternatif migrain dengan menggunakan sensor elektronik untuk memonitor fungsi tubuh seperti masalah ketegangan otot, suhu kulit, detak jantung, dan tekanan darah.
Dengan sensor tersebut, penderita bisa menyadari dan belajar untuk mengontrol cara tubuhnya dalam menanggapi rasa sakit. Setelah sadar, penderita pun dapat menghentikan serangan atau mengurangi keparahan migrain.
"Saya sangat menyukai biofeedback dan saya pikir itu pilihan terbaik jika Anda ingin hamil dan memiliki migrain parah," kata Dr. Bernstein yang mencatat bahwa banyak obat migrain yang tidak bisa dikonsumsi selama kehamilan.
"Biofeedback juga mengajarkan beberapa teknik untuk menghilangkan, menggugurkan rasa sakit dan menghentikan berbagai proses yang mengarah ke migrain. Jadi biofeedback merupakan teknik yang luar biasa," tandasnya.
5. Magnesium
Mineral ini merupakan suplemen alami yang efektif untuk membantu mengurangi frekuensi migrain. Secara khusus, mineral ini membantu menstabilkan membran sel dan jalur saraf sehingga saraf menjadi tenang. Bahkan faktanya, orang yang menderita migrain lebih sering kekurangan magnesium daripada orang yang tidak mengalami migrain.
Anda bisa mengonsumsi suplemen magnesium setiap hari untuk mencegah migrain, tetapi Anda juga bisa meminta suntikan dari dokter untuk meringankan gejala-gejalanya.
Untuk meningkatkan asupan magnesium Anda, makanlah sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan dan biji-bijian serta mengonsumsi suplemen magnesium-asam amino berkualitas tinggi 400-600 miligram sehari (banyak merk suplemen yang mengandung magnesium oksida namun tidak dapat diserap tubuh dengan baik).
6. Butterbur
Butterbur atau petasites merupakan herbal asli Eropa, Asia Barat dan Afrika Utara. Butterbur efektif mengurangi frekuensi migrain, meski belum terbukti membantu mengatasi serangan migrain akut.
Butterbur juga dianggap bersifat antiperadangan karena dapat mengatasi peradangan yang memperparah migrain. Caranya, Anda harus mengonsumsi butterbur dua kali sehari selama setidaknya satu tahun, papar Frederick Taylor, MD, profesor neurologi di University of Minnesota.
Carilah butterbur yang berlabel "bebas PA (pyrrolizidine alkaloid)" karena kandungan itu terjadi secara alami di dalam butterbur serta bersifat karsinogenik dan hepatotoksik sehingga harus dihilangkan agar aman dikonsumsi," ungkap Jeremy Mikolai, ND, seorang dokter naturopati di National College of Natural Medicine di Portland, Ore.
Dosisnya 75 miligram dua kali sehari. Namun jangan mengonsumsi butterbur bila sedang hamil atau menyusui.
7. Feverfew
Feverfew merupakan obat herbal yang telah dikenal selama berabad-abad sebagai pereda nyeri yang berkualitas, tetapi studi tentang khasiatnya terhadap migrain belum konsisten.
Feverfew mengandung sebuah senyawa antiperadangan bernama parthenolide, namun senyawa ini dapat terdegradasi dengan mudah dan banyak produk feverfew yang mengandung sedikit atau bahkan tidak mengandung bahan aktif apapun.
Pastikan label produknya mengklaim berisi parthenolide dengan jumlah standar (0,2 persen atau lebih per 50 miligram ekstrak feverfew). Efek sampingnya, obat herbal ini juga dapat meningkatkan risiko perdarahan dan tidak boleh dikonsumsi jika darah Anda sedang encer, hamil atau menyusui.
8. Jahe
Jahe terkenal mampu mengobati mual yang seringkali menyertai migrain, tetapi penelitian pada apakah jahe mencegah migrain masih tak tentu. Bisa jadi jahe memiliki efek menenangkan pada pembuluh darah yang melebar selama terjadinya migrain.
Sebuah studi terhadap preparat yang mengandung jahe dan feverfew (LipiGesic) menemukan bahwa keduanya benar-benar mampu meredakan migrain atau mengurangi intensitasnya menjadi sakit kepala ringan pada 63 persen partisipan dibandingkan dengan 39 persen partisipan yang merasa lega setelah mengonsumsi plasebo.
9. 5-Hydroxytryptophan
Asam amino ini bisa diubah menjadi serotonin yaitu neurotransmitter yang berperan dalam migrain. Dengan meningkatkan kadar serotonin, 5-hydroxytryptophan telah terbukti mengurangi frekuensi dan intensitas serangan migrain dalam beberapa studi.
Namun hati-hati jika Anda mengkombinasikannya dengan obat lain atau suplemen yang mempengaruhi tingkat serotonin seperti antidepresan. Terlalu banyak serotonin dalam tubuh anda justru dapat menyebabkan efek samping yang serius misalnya kebingungan, tremor, kram dan kejang. Konsumsi 400-600 miligram per hari untuk mencegah migrain.
10. Vitamin B2 (Riboflavin)
Menurut sebuah penelitian, vitamin B2 cukup bisa mengurangi nyeri akibat serangan migrain. Selama migrain, di bagian belakang otak terjadi penurunan output energi yang berkaitan dengan pemicu migrain dan vitamin B2 membantu sel mempertahankan output energinya, ujar Dr Mikolai. Untuk mencegah migrain, Anda membutuhkan sekitar 400 miligram riboflavin sehari.
11. Vitamin D
Vitamin D dapat membantu memodulasi respon kekebalan tubuh yang mempengaruhi cara Anda memahami rasa nyeri, termasuk nyeri akibat migrain. Sebuah studi terhadap pasien nyeri kronis menemukan bahwa pasien yang kurang mengonsumsi vitamin D dilaporkan mengalami nyeri lebih besar dan mengonsumsi lebih banyak morfin daripada pasien yang mengonsumsi cukup vitamin D.
"Saya sendiri mencoba untuk mendorong semua orang untuk meningkatkan asupan vitamin D-nya," kata Dr Taylor. Kebanyakan orang dapat mengonsumsi sekitar 2.000 miligram vitamin D per hari, meskipun beberapa orang mungkin membutuhkan lebih, tambahnya.
12. Koenzim Q10
Sebuah penelitian menemukan bahwa koenzim Q10 atau ubikuinon (CoQ10) lebih efektif mengurangi frekuensi migrain dibandingkan plasebo. Koenzim Q10 dipercaya mampu menenangkan neurotransmitter dan menstabilkan pembuluh darah yang membesar selama migrain.
Namun harganya yang mahal (24 dollar AS atau Rp 222.840 untuk 200 mg kaplet selama dua bulan) membuat koenzim Q10 kurang begitu banyak dipilih, kecuali jika Anda juga mengonsumsinya demi menjaga kesehatan jantung.
13. Kafein
Pada beberapa orang, kafein membantu mengurangi nyeri akibat migrain dengan menyempitkan pembuluh darah, tetapi di lain pihak kafein juga bisa memicu migrain. Jika kafein tak memicu migrain bagi Anda, Anda bisa mencoba mengkombinasikan kafein dengan asetaminofen dan aspirin untuk meredakan migrain.
Sedangkan produk seperti Excedrin Migrain atau Bayer AM mengandung kombinasi pereda nyeri dan kafein. Namun mengonsumsi produk ini lebih dari dua kali seminggu dapat mengakibatkan sakit kepala akibat penggunaan obat secara berlebihan.
=================================================
0 komentar:
Posting Komentar