Kasus hamil di luar nikah pada remaja putri alias anak baru gede (ABG) terus bertambah. Hamil saat ABG tidak hanya merusak indahnya masa-masa muda si remaja tapi juga berisiko besar buat kesehatannya. Ada beberapa kengerian yang muncul saat ABG ternyata hamil saat belum waktunya.
Mengapa begitu? Karena perempuan yang belum cukup umur memiliki organ-organ reproduksi yang belum kuat untuk berhubungan intim atau melahirkan. Akibatnya remaja putri yang hamil di usia ABG berisiko 4 kali lipat mengalami luka serius dan meninggal saat melahirkan.
Berikut beberapa bahaya yang mengancam bila remaja putri hamil di usia muda (sebelum 20 tahun):
1. Secara organ reproduksi ia belum siap untuk berhubungan atau mengandung, sehingga jika hamil berisiko mengalami tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak kuat). Kondisi ini biasanya tidak terdeteksi pada tahap-tahap awal, tapi nantinya menyebabkan kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya.
2. Sel telur yang dimiliki oleh perempuan tersebut belum siap.
3. Berisiko mengalami kanker serviks (kanker leher rahim), karena semakin muda usia pertama kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar risiko daerah reproduksi terkontaminasi virus.
Beberapa risiko medis lain yang dapat terjadi pada remaja putri yang hamil seperti dikutip dari WebMD, antara lain:
1. Kurangnya perawatan kehamilan
Remaja perempuan yang sedang hamil, terutama jika tidak memiliki dukungan dari orang tua, dapat berada pada risiko tidak mendapatkan perawatan kehamilan yang memadai. Kehamilannya menjadi genting, terutama pada bulan-bulan pertama kehamilan.
2. Tekanan darah tinggi
Remaja perempuan yang hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi dibandingkan dengan wanita hamil yang berusia 20-30 tahun. Kondisi tersebut disebut dengan pregnancy-induced hypertension. Remaja perempuan yang hamil juga memiliki risiko lebih tinggi dari preeklamsia.
Preeklamsia merupakan kondisi medis berbahaya yang merupakan komninasi dari tekanan darah tinggi dengan kelebihan protein dalam urin, pembengkakan tangan dan wajah, serta kerusakan organ.
3. Kelahiran prematur
Sebuah usia kehamilan penuh berlangsung selama 40 minggu. Bayi yang lahir sebelum 37 minggu dapat dikategorikan sebagai bayi prematur. Bayi yang lahir lebih awal, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah pernapasan, pencernaan, penglihatan, kognitif, dan masalah lainnya.
4. Berat lahir bayi rendah
Remaja perempuan yang hamil berisiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah. Hal tersebut karena bayi memiliki waktu yang kurang dalam rahim untuk tumbuh. Bayi lahir dengan berat badan rendah biasanya memiliki berat badan sekitar 1.500-2.500 gram.
5. Penyakit menular seksual (PMS)
Untuk remaja yang berhubungan seks selama kehamilan, penyakit menular seksual seperti klamidia dan HIV adalah perhatian utama. PMS ini dapat naik melalui serviks dan menginfeksi rahim dan pertumbuhan bayi.
6. Depresi postpartum
Remaja perempuan yang hamil mungkin lebih berisiko mengalami depresi postpartum, yaitu depresi yang dimulai setelah melahirkan bayi.
Remaja perempuan yang merasa down dan sedih, baik saat hamil atau setelah melahirkan, harus berbicara secara terbuka dengan dokter atau orang lain yang mereka percaya. Depresi dapat mengganggu merawat bayi yang baru lahir.
7. Merasa sendirian dan terkucilkan
Khusus untuk remaja yang berpikir tidak dapat memberitahu orang tuanya bahwa sedang hamil, merasa takut, terisolasi, dan merasa sendiri dapat menjadi masalah nyata.
Tanpa dukungan keluarga atau orang dewasa lainnya, remaja perempuan yang hamil cenderung tidak akan makan dengan baik, olahraga, atau mendapatkan banyak istirahat.
====================================================================
0 komentar:
Posting Komentar