Seperti namanya, Rossoneri, yang berarti 'Merah-Hitam', Milan sejatinya lekat dengan dua unsur warna tersebut. Paduan warna merah dan hitam pulalah yang tampil dalam kostum pertama Milan yang acap mereka kenakan di laga kandang.
Akan tetapi, ketika kedatangan Barca di laga leg I perempatfinal di San Siro, Kamis (29/3/2012) dinihari WIB, Milan justru terlihat berbalut seragam putih yang merupakan kostum keduanya, alias kostum tandang.
Muncul sejumlah dugaan atas pilihan Milan tersebut. Salah satunya adalah untuk memberikan efek psikologis kepada Barca.
Di kompetisi domestik, Barca saat ini tengah tertinggal dari rival sejatinya, Real Madrid. Nah, El Real sesuai julukannya, 'Si Putih', juga memiliki kostum utama berwarna putih.
Entah memang itu maksudnya atau bukan, tapi ada juga dugaan lain yang dilatarbelakangi oleh unsur sejarah dan takhayul.
Dengan berbalut seragam putih, Milan pernah berhasil memetik kemenangan apik atas Barca. Ini terjadi di final Liga Champions 1994 dengan Rossoneri menghantam Los Cules 4-0 di Olympic Stadium, Athena.
Kemenangan ketika berseragam putih melawan Barca tersebut boleh jadi mendorong Milan untuk kembali mengenakan warna serupa. Apalagi warna itu juga punya arti khusus karena Milan sudah memenangi enam gelar juara Liga Champions--termasuk format lamanya--dengan berbalut warna putih.
Dugaan tersebut berkaitan erat dengan kenyataan kalau Milan memang terbilang percaya dengan "faktor X". Sebelumnya, il Diavolo juga sudah mencampakkan kostum ketiganya yang berwarna hitam. Pasalnya, warna itu dinilai mengundang kesialan.
Apapun, dengan seragam putih kali ini Milan memang tidak kalah dari Barca, meski juga gagal menang, karena pertandingan hanya berakhir imbang tanpa gol. Jadi, Milan kini beruntung atau sial?
"Saya pikir kami tidak beruntung dengan hasil ini, tapi Barca pun bisa bilang hal yang sama," kata Wakil Presiden Milan Adriano Galliani di Football Italia.
=================================================
Support By :
0 komentar:
Posting Komentar