Membicarakan harga kebutuhan pokok yang terus meningkat seringkali bisa memicu stres. Namun menurut penelitian ada topik lain yang lebih sering memicu stres dan bahkan depresi, yakni segala hal yang berhubungan dengan berat badan.
Penelitian yang dilakukan di University of Arizona tersebut menunjukkan, orang-orang yang sering membicarakan topik berat badan cenderung lebih rentan mengalami depresi. Termasuk dalam topik tersebut antara lain diet atau pola makan, berat badan itu sendiri dan juga rutinitas olahraga.
Dalam penelitian tersebut, Analisa Arroyo melibatkan 85 mahasiswa laki-laki dan 33 mahasiswa perempuan sebagai partisipan. Para partisipan diberi kuesioner yang menanyakan topi-topik obrolan yang paling sering diperbincangkan bersama rekan-rekannya.
Dengan menggunakan tes psikologi, Arroyo bersama timnya juga melakukan pengukuran terhadap kecenderungan stres dan depresi. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, para partisipan lalu dikelompokkan dari yang paling gampang depresi hingga yang sama sekali tidak pernah stres.
Saat dibandingkan, para partisipan yang memiliki kecenderungan tinggi untuk mengalami depresi umumnya paling senang membicarakan topik-topik yang berhubungan dengan berat badan. Selain diet dan olahraga, ada juga yang terang-terangan membicarakan ketakutannya kalau gemuk.
"Hasil ini menunjukkan bahwa kepedulian yang berhubungan dengan berat badan, yang biasanya sering dialami oleh perempuan, punya dampak negatif," kata Arroyo dalam laporannya di Journal of Appliance Communication Research seperti dikutip dari Health24, .
Arroyo menambahkan, orang-orang yang banyak memperbincangkan urusan berat badan pada dasarnya cenderung punya tingkat kepuasan yang rendah terhadap bentuk tubuhnya. Kecenderungan ini berhubungan dengan peningkatan risiko stres, bahkan bisa memicu depresi bagi yang mentalnya labil.
=================================================
Support By :
0 komentar:
Posting Komentar